Cerita Rakyat Tanara
Asal usul Si-Jablog.
(Oleh : Si- Gen)
Alkisah di (daerah kami) Kecamatan. Tanara ada sebuah jalan yg sangat rawan dan angker namanya jalan Si-Jablog, melintas antara desa Jongjing dan Tersaba, walau tidak begitu ramai, jalan itu merupakan akses masuk dari Kabupaten,Tangerang ke Kabupaten. Serang, sehingga tidak pernah sepi selalu saja ada yang melintasinya, bisa dibilang jalur panturanya Kabupaten. Serang. Sepanjang jalan tidak ada rumah penduduk atau bangunan lainnya, yang ada hanya pesawahan dan rimbunnya pohon dipinggir jalan, kesan anker dan menyeramkan begitu terlihat dan terasa, orang tanara menyebutnya dengan istilah “ Tetoang.” Mendengar nama si-Jablog orang sudah takut dibuatnya, siapa saja yang hendak melitas apa lagi malam hari siang hari pun harus perfikir ulang tiga kali, kecuali mereka yang dari luar daerah tidak tau keberadaan jalan itu.
Berita orang hilang dan orang meninggal sudah biasa terjadi, konon dulu ada komplotan begal yang sangat ditakuti namanya komplotan “Buaya Depa,” target oprasinya disamping daerah Pontirta (Pontang, Tirtayasa, Tanara) juga daerah lain, markas komandonya di jalan Si-Jablog. Apabila ada target atau mau ada mangsa Kepala rampok dan begal memberi komando “ teman-teman ayo siap, ambil senjata dan topeng kalian target sudah terlihat ” maka dengan sigap komplotan itu langsung melesat ke pinggir jalan mengintai target, ketika target sudah dekat dilemparlah pohon pisang ditengah jalan “bruggg” suara gedebog pisang memotong jalan, dengan terkejut target berhenti “serahkan barang-barang kalian atau pulang tinggal nama” ancam salah satu anggota rampok dan begal, karena mempertahankan harta bawaannya targetpun melawan dengan sekuat tenaga, sat set sat set, karena perlawanan tidak seimbang dua orang lawan tujuh orang maka target jatuh tersungkur tidak berdaya, para begal begitu puas mengalahkan target dan mendapat harta rampasan yang banyak,
Minggu berikutnya komplotan rampok dan begal berkumpul lagi mencari target berikutnya betul saja target selalu ada, kepala rampok dan begal memberi komando “teman-temam ayo siap, ambil senjata dan topeng kalian target sudah terlihat” maka dengan sigap komplotan itu langsung melesat ke pinggir jalan mengintai target, ketika target sudah dekat dilemparlah batang pohon ditengah jalan “bruggg” suara batang pohon memotong jalan, dengan terkejut target berhenti “serahkan barang-barang kalian atau pulang tinngal nama” ancam salah satu anggota rampok dan begal, melihat komplotan rampok dan begal berwajah seram dengan golok ditangan target berkata dengan suara gemetar menahan rasa takut “ampuni saya tuan silahkan ambil barang-barang bawanku asal jangan sakiti aku dan anakku,” “ayo cepat pergi tinggalkan tempat ini cepat, jangan samapi pikiranku berubah” saut kepala begal dan rampok dengan nada membentak, dengan terkencing-kencing tergetpun berlari terbirit-birit, komplotan rampok dan begal tertawa puas karena mendapat harta rampasan yang bagus.
Minggu berikutnya komplotan rampok dan begal berkumpul lagi mencari target berikutnya betul saja selalu saja ada target, kepala rampok dan begal memberi komando “teman-temam ayo siap, ambil senjata dan topeng kalian target sudah terlihat” maka dengan sigap komplotan itu langsung melesat ke pinggir jalan mengintai target, ketika target sudah dekat dilemparlah batang pohon ditengah jalan “bruggg” suara batang pohon memotong jalan, dengan terkejut target berhenti “serahkan barang-barang kalian atau pulang tinggal nama” ancam salah satu anggota rampok dan begal, targetpun gemetar putus asa dan pasrah dalam hatinya mengadu “Ampuni dosa hamba ya Robb mungkin hari ini hari terakhir hamba melihat dunia ini, Isrtri dan anakku maafkan bapak, bapak cinta kalian” kaki dan tangannya gemetar, teruarai airmatanya pikirannya hampa dan kosong, disebelah target salah satu anggota rampok dan begal berbisik kepada kepala rampoknya “ Kang saya kenal orang itu dia orang kampung saya tolong ampuni dan lepaskan “ dengan gerak cepat kepala rampok mendekati target “ayo cepat pergi tinggalkan tempat ini bawa barang-barang kalian” dengan gesit targetpun pergi dalam hati dia bertanya-tanya “aneh kenapa
yah para perampok dan begal itu bisa berubah” dengan segudang pertanyaan target pun terus menjauh meninggalkan lokasi TKP.
Dengan begitu seringnya terjadi perampokan dan pembegalan, maka jalan itu di juluki jalan Si-Jablog. Si-Jablog punya pengertian ditelan dengan lahap. Dengan berjalannya waktu, dan jaman seiring dengan pemekaran Kec. Tirtayasa menjadi Kec. Tirtayasa dan Kec. Tanara kini jalan Si-Jablog sudah berubah menjadi jalan Syeh Nawawi Tanara Albantani lokasi tempat-tempat pembegalan dulu, sekarang sudah berubah menjadi kantor Kec. Tanara, Polsek Tanara dan SMPN 1 Tanara. kini Si-Jablog tinggal nama dan kenangan yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan bekas dulu dijadikan markas para perampok dan begal. Sejak saat itu tidak disebut lagi jalan Si-Jablog tetapi jalan Syeh Nawawi Tanara Albantani.
Link download file :
https://drive.google.com/file/d/1Yulme-u9htaqjf7Uz6eCKs2ghJmVTi8L/view?usp=sharing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar